Adakalanya kita perlu menangis agar kita tahu hidup ini bukan sekedar tertawa. Adakalanya kita perlu tertawa agar kita tahu betapa mahalnya nilai airmata
Rini Intama Wrote several books of literature, novels, poetry. Writing a book child learning modules. How to explore and develop the potential of children.
Profil penulis & pengarang perempuan Indonesia
Komunitas Pecinta puisi https://riniintama.wordpress.com
Lagi, kau mengucap maaf
untuk seluruh sesal dan rasa gelisah
untuk sejumlah waktu yang kau sita
untuk serangkai cerita yang tak tuntas
dan untuk semua kisah yang pernah kau lewati
Agustus 7, 2010 pukul 8:48 am
wah mbak Rini piawai banget menyusun diksi. “serasa jiwaku terseret ikut memaknai. terima kasih dan bisikan maafmu” … salam kreatif.
Agustus 7, 2010 pukul 9:03 am
Ketika hati masih membatu …
Setitik debu menembus pori-poriku ….
Ketika rona wajah memerah darah ….
Setes embun menghardik pipiku….
Ketika mulutku kaku ….
Lidahku bergetar menahan kata….
Saatnya tiba untuk beranjak tobat …
Dari keangkuhan Qolbu dan ambisi palsu….
Agustus 9, 2010 pukul 3:22 am
Hanya maaf ya bisa terucap……
Kala salah yang menghampiri…
Dan aku hanya berucap
Maafkanlah diri ini……
Agustus 9, 2010 pukul 2:19 pm
Lagi, kau mengucap maaf
untuk seluruh sesal dan rasa gelisah
untuk sejumlah waktu yang kau sita
untuk serangkai cerita yang tak tuntas
dan untuk semua kisah yang pernah kau lewati
Tapi sesungguhnya…
ucap maaf bukan hanya milikmu