Dalam gerimis kita menghitung cermin sepanjang jalan
Ada perbincangan dalam ruang tak berbatas itu
tentang tanah ladang, angin, lautan
dan bumi yang tak pernah berhenti menangis
gelombang pasang saat langit senja
seperti tangisan suara cinta di sebuah kota tak berpeta
mengejar rasa takut yang berputar cepat
menerbangkan debu debu di sepanjang trotoar
semua kita tulis dalam bait bait puisi
Di, bukankah hidup adalah harapan ?
Ktbm, 19 Desember 2011
dalam buku “Antologi Puisi” Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang –Festival Tangerang 2012 – Sekuntum Jejak Antologi Puisi
Desember 20, 2012 pukul 8:42 pm
Selagi masih ada kehidupan disilah terdapat harapan ya Mba.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah’s Blog
Februari 7, 2013 pukul 4:34 am
terus menjaga harapan ya, Di
Ping-balik: Puisiku puisimu | Komunitas Pecinta Puisi
Juli 13, 2013 pukul 7:05 am
Puisinya keren2 mba rini intama.. 🙂
Salam kenal,sukses selalu