Komunitas Pecinta Puisi

Adakalanya kita perlu menangis agar kita tahu hidup ini bukan sekedar tertawa. Adakalanya kita perlu tertawa agar kita tahu betapa mahalnya nilai airmata


4 Komentar

Surat untuk Di – Puisi Rini Intama

Quantcast

Dalam gerimis kita menghitung cermin sepanjang jalan

Ada perbincangan dalam ruang tak berbatas itu

tentang tanah ladang, angin, lautan

dan bumi yang tak pernah berhenti menangis

gelombang pasang saat langit senja

seperti tangisan suara cinta di sebuah kota tak berpeta

mengejar rasa takut yang berputar cepat

menerbangkan debu debu di sepanjang trotoar

semua kita tulis dalam bait bait puisi

Di, bukankah hidup adalah harapan ?

Ktbm, 19 Desember 2011

dalam buku “Antologi Puisi” Dewan Kesenian Kabupaten Tangerang –Festival Tangerang 2012 – Sekuntum Jejak Antologi Puisi

Surat untuk Di – sebuah catatan Jurnal SastraHudan


2 Komentar

Letak persamaan bunyi pada puisi

Berdasarkan letaknya, rima dibedakan:

persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi.

persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi

persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi.

persamaan bunyi yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertikal

persamaan bunyi yang terdapat pada baris puisi secara horisontal

persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.

persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik keempat, larik kedua dengan lalrik ketiga (ab-ba)

persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).

persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir semua larik (aaaa)

persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb)

persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d)


Tinggalkan komentar

Layla menangis

Mata perempuan itu berkabut

Menunduk menghitung rasa takut lalu lari

lari dan terus berlari meninggalkan gemetar

yang tak beranjak dari sekepal jantung yang sekarat

 

Berlarilah terus

Bawa semua luka dan bait-bait puisimu yang menangis

Biarkan panah  gerimis bergetar di bumi yang limbung

 

Rini Intama

dalam Puisi Layla , 2012